twitter




A.    PENGKAJIAN

Keluhan utama pada klien dengan bronkitis meliputi batuk kering dan produktif dengan sputum purulen, demam dengan suhu tubuh dapat mencapai >40°C dan sesak nafas.
1.      Riwayat penyakit masa lalu
Pada pengkajian ini sering kali klien mengeluh pernah mengalami infeksi saluran nafas
bagian atas dan adanya riwayat alergi pada pernafasan atas. Perawat harus
memperhatikan dan mencatatnya baik-baik.
2. Riwayat Penyakit saat ini
Riwayat penyakit saat ini pada klien dengan bronkitis bervariasi tingkat keparahan dan lamanya. Bermula dari gejala batuk-batuk saja, hingga penyakit akut dengan manifestasi klinis yang berat. Sebagai tanda terjadinya toksemia klien dengan bronkitis sering mengeluh malaise, demam, badan terasa lemah, banyak berkeringat, takikardia dan takipnea. Sebagai tanda terjadinya iritasi, keluhan yang didapatkan terdiri atas batuk, ekspektorasi dan rasa sakit dibawah sternum. Penting ditanyakan oleh perawat tentang obat-obatan yang telah atau biasa diminum oleh klien untuk mengurangi keluhannya dan mengkaji kembali apakah obat-obatan tersebut masih relevan untuk dipakai.
3. Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual
Pada pengkajian klien dengan bronkitis didapatkan klien sering mengalami kecemasan sesuai dengan keluhan yang dialaminya dimana adanya keluhan batuk, sesak nafas, dan demam merupakan stresor untuk terjadinya cemas. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang pengobatan yang diberikan. Pengobatan nonfarmakologi seperti olahraga secara teratur serta mencegah kontak dengan alergen dan iritan.

4. Pemeriksaan fisik
– Keadaan umum dan TTV
Hasil pemeriksaan TTV pada klien biasanya didapatkan adanya peningkatan suhu lebih dari 40°C, frekuensi nafas meningkat, nadi meningkat. Biasanya tidak ada peninmgkatan tekanan darah.
– Pernafasan
Klien biasanya mengalami peningkatan usaha dan frekuensi bernafas ditemukan penggunaan otot bantu pernafasan. Pada bronkitis kronis sering didapatkan bentuk dada barrel/tong. Gerakan masih simetris, didapatkan batuk produktif dengan sputum purulen berwarna kuning kehijauan sampai hitam kecoklatan karena bercampur darah. Taktil fremitus biasanya normal, didapatkan bunyi resonan pada lapang paru. Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang buruk, maka suara nafas melemah. Jika bronkus paten dan drainasenya baik ditambah

dengan adanya konsolidasi disekitar abses maka akan terdengar suara nafas
bronkial dan ronki basah.
– Sirkulasi
Sering didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum. Denyut nadi takikardi. Tekanan darah normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidak didapatkan. Batas jantung tidak mengalami pergeseran.
– Neurosensori
Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis apabila tidak ada komplikasi
penyakit serius.
– Eliminasi
Pengukuran intake dan output, monitor adanya oligouria yang merupakan salah
satu tanda awal syok.
– Makanan, cairan
Klien biasanya mengalami muntah dan mual, penurunan nafsu makan dan
penurunan berat badan.
– Aktivitas,istirahat.
Kelemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering menyebabkan klien
memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi ADL

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI menurut NIC-NOC (2002)
1.      Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan pengumpulan sekresi, mukus berlebihan, bronchospasme
Tujuan :
-          Menunjukkan pembersihan jalan nafas yang efektif dan dibuktikan dengan status pernafasan : Pertukaran gas dan ventilasi tidak berbahaya, perilaku mengontrol gejala-gejala secara konsisten.
-          Klien mempunyai Jalan nafas yang paten
-          Mempunyai irama dan frekuensi pernafasan dalam rentang normal.
Intervensi
-          Kaji dan dokumentasikan : Keefektifan pemberian oksigen dan pengobatan, kecenderungan pada gas darah arteri.
-          Auskultasi dada bagian anterior dan posterior untuk mengetahui adanya penurunan atau tidaknya ventilasi dan bunyi tambahan.
-          Lakukan pengisapan Jalan nafas bila diperlukan.
-          Anjurkan aktivitas fisik untuk meningkatkan pergerakan eksresi.
-          Pindahkan posisi pasien setiap 2 jam sekali apabila pasien tidak bisa ambulasi.
-          Pertahankan kaedekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi.
-          Jelaskan kepada pasien sebelum memulai prosedur untuk turunkan kecemasan.


2.      Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolik, demam
Tujuan :
-          Kekurangan volume cairan akan teratasi
-          Keseimbangan Elektrolit asam-basa akan dicapai
-          Dibuktikan dengan indikator : Frekuensi nadi dan irama dalam rentang yang diharapkan, Elektrolit serum dalam batas normal, serum dan pH urine dalam batas normal
Intervensi :
-          Pantau warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan
-          Observasi terhadap kehilangan cairan dan elektrolit yang tinggi.
-          Identifikasi faktor yang dapat memperburuk status dehidrasi klien.
-          Pemberian dan pemantauan cairan dan obat intravena
-          Tinjau ulang elektrolit, terutama natrium, kalium, klorida dan kreatinin

3.      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penyempitan jalan nafas, kelelahan
Tujuan :
- Pasien akan menunjukkan pola pernafasan yang optimal Mempunyai kecepatan dan irama respirasi dalam batas normal
Intervensi
-          Pantau adanya pucat dan sianois
-          Kaji kebutuhan inserse jalan nafas
-          Observasi dan dokumentasi pola pernafasan klien.
-          Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi
-          Perhatikanpergerakan dada amati kesimetrisan, penggunaan otot bantu serta retraksi otot supraklavikular dan interkostat
-          Pantau peningkatan kegelisahan klien, ansietas dan tersengal-sengal



4.      Gangguan rasa nyaman : nyeri akut berhubungan dengan kejadian batuk produktif,  penggunaan otot bantu pernafasan.

Tujuan :
-          Pasien akan menunjukkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan.
-          Mempertahankan atau mengurangi tingkat nyeri
-          Pasien melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
-          Mengenali faktor penyebab nyeri dan tindakan untuk menguranginya
Intervensi :
-          Minta pasien untuk menilai nyeri pada skala 0-10
-          Gunakan lembar alur nyeri untuk memantau pengurangan nyeri
-          Kaji dampak agaam, budaya dan lingkungan terhadap nyeri dan respon klien

5.       Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
Tujuan
-          Pasien akan mengidentifikasi aktivitas yang menimbulkan kelemahan
-          Berpartisipasi dalam aktivitas yang dibutuhkan dengan TTv dalam rentang normal
-          Menungkapkan secara verbal pemahaman tentang kebutuhan oksigen, pengobatan dan atauperalatan yang dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
Intervensi ;
-          Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktivitas.
-          Tentukan penyebab keletihan klien
-          Pantau respon kardiovaskuler pasien terhadap aktivitas
-          Instruksikan kepada pasien untuk menggunakan teknik relaksasi (distraksi, visualisasi)
-          Hindari menjadwalkan aktivitas perawatan selama periode istirahat pasien.
-          Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala.


6.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan
Tujuan :
-          Pasian akan mempertahankan berat badannya.
-          Pasien akan menjelaskan keadekuatan diet bergizi dan keinginan untuk berdiet.
-          Mempertahankan massa tubuh dalam batas normal.
Intervensi
-          Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
-          Ketahui makanan kesukaan pasien
-          Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
-          Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.
-          Tinjau selalu berat badan pasien
-          Ajarkan metode untuk perencanaan makanan dan makanan yang bergizi.

7.       Hipertermia berhubungan dengan kecepatan metabolisme tubuh yang meningkat akibat viremia
Tujuan :
-          Pasien akan menunjukkan metode yang tepat untuk mengukur suhu
-          Pasien akan melaporkan tanda dan gejala dini hipertermi
-          Pasien akan menunjukkan termoregulasi ditunjukkan dengan suhu kulit dan tubuh dalam batas normal, nadi dan pernafasan dalam rentang yang diharapkan, perubahan warna kulit dan keletihan tidak ada.

Intervensi :
-          Pantau aktivitas kejang. Hidrasi, TD, nadi dan pernafasan pasien.
-          Ajarkan pasien dan keluarga cara mengukur suhu yang tepat untuk mencegah dan mengenali secara dini tanda gehala hipertermia.
-          Lepaskan pakaiana yang berlebihan dan tutupi pasien dengan selembar pakaian saja.
-          Gunakan waslap dingin pada aksila, kening, leher dan lipat mata.
-          Anjurkan asupan cairan oral.
-          Lakukan perawatan kegawatdaruratan sesuia prosedur.
-          Gunakan kipas angin bila diperlukan.
-          Kolaborasikan pemberian obat antipiretik sesuai kebutuhan.

8.       Kecemasan berhubungan dengan rasa sesak, penggunaan alat medis yang asing.
Tujuan :
-          Ansietas berkurang dibuktikan dengan menunjukkan kontrol agresi, kontrol ansietas, koping, kontrol Impuls
-          Menunjukkan kontrol ansietas
-          Meneruskan aktivitas sehari-hari meskipun masih ada kecemasan.
-          Mengidentifikasi gejala yang menyebabkan ansietas.

Intervensi :
-          Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan klien
-          Kaji teknik atasikecemasan yang dimiliki
-          Sediakan informasi aktual tentang diagnosis, perawatan dan prognosis penyakit.
-          Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
-          Jelaskan prosedur dari setiap kerja yang akan dilakukan.
-          Beri dorongan pasien untuk mengungkapkanpikiran dan perasaan.
-          Bantu pasien untuk memfokuskan diri pada situasi saat ini.
-          Sediakan pengalihan melalui televis, radio, permainan
-          Sediakan penguatan yang positif
-          Kurangi rangsangan yang berlebihan
-          Sarankan terapi alternatif untuk atasi kecemasan

Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).

1.      Jalan nafas klien bersih dan patent setelah mendapat tindakan keperawatan.
2.      Volume cairan tubuh klien adekuat.
3.      Pola nafas klien adekuat
4.      Nyeri berkurang atau menghilang
5.      Klien dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan keletihan yang minimum
6.      Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
7.      Suhu tubuh klien dalam batas normal, tekanan darah dalam batas normal, nadi danrespirasi dalam batas normal
8.      Klien menyatakan kecemasan berkurang atau terkontrol



Daftar Pustaka
Wilkinson, Judith M.2002. Diagnosa Keperawatan dengan NIC dan NOC. Alih bahasa : Widyawati dkk. Jakarta:EGC
Soegito. Pengobatan Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut Dengan Ciprofloxacin Dibandingkan Dengan Co Amoxyclav. Bagian Ilmu Penyakit Paru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Anonim.2008. Bronkitis. http://www.klikdokter.com.
Anonim.2010. Bronkitis. http:// www.id.wikipedia.com.
Gunawan, Iriyan.2006. Bronkitis pada anak. http://www.asuhankeperawatan.blogspot.com
Anonim.2009. Bronkitis (akut and kronik). http://www.MayoClinic.com.

Rabu, 05 Oktober 2011 | 0 komentar |

0 komentar:

Posting Komentar